WONOSOBO, suaramerdeka.com - Wakil Bupati Wonosobo, Dra Hj Maya Rosida MM memberikan apresiasi terhadap terapi stop merokok yang diterapkan di SMK 2 Wonosobo. Tetapi diakui, kiat-kiat yang dilakukan di sekolah kejuruan itu, belum diketahuinya. Meski demikian, dia memberikan dukungan bila terapi stop merokok di kalangan pelajar tersebut bisa dikembangkan di sekolah lain di daerah pegunungan itu.
Hj Maya Rosida MM yang peduli pendidikan, ketika ditemui Suara Merdeka, menyebut untuk berhenti merokok merupakan niat dari nurani pribadi masing-masing pelajar dan tidak bisa dipaksakan. Namun diakui, dengan berhenti merokok, maka hal itu akan berpengaruh pada kesehatan, inteligensia dan dampak lainnya yang tak diinginkan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Drs H Mustangin MSi, secara terpisah juga mendukung langkah yang dilakukan SMK 2 yang menerapkan terapi stop merokok bagi siswanya. Dia pun akan melihat pola yang dilaksanakan pada terapo tersebut. Mustangin menilai, terapi stop merokok di kalangan pelajar cukup positif. Untuk itu, setelah melakukan pengkajian terhadap berbagai dampak yang mungkin terjadi, dia pun mendukung terapi tersebut dikembangkan ke sekolah lain.
Ketua Dewan Pendidikan Wonosobo, H Slamet RB yuang sempat menyaksikan terapi merokok pada sejumlah siswa SMK 2, mengaku terkesan dengan upaya mengurangi atau menghentikan merokok di kalangan pelajar. Dalam waktu yang relatif singkat, hanya berkisar 10 menit, sejumlah siswa yang telah menjadi perokok sejak SD dan SMP, langsung bisa berhenti dari kebiasaan merokok. Untuk itu, H Slamet juga menyarankan agar terapi stop merokok tersebut dikembangkan ke sekolah lain.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Sejumlah siswa kelas XII SMK 2 Wonosobo, secara terpisah mengaku, sesudah melaksanakan terapi stop merokok yang dilakukan oleh gurunya, mereka mengaku tidak ingin merokok lagi. Merokok rasanya pahit dan hambar. Mereka pun mengaku bersyukur bisa menghentikan kebiasaan merokok. Sebagian diantara pelajar itu menyebut, selama ini sudah berusaha untuk berhenti merokok, tetapi belum berhasil.
Kepala SMK 2 Wonosobo Drs H Joko Sriwidadi MM mengaku, dengan siswa sebanyak 1.000 anak lebih, tercatat sekitar 60 persen adalah perokok. Adapun terapi stop merokok yang dilayani sejumlah guru, dimulai sejak November 2011. Pihaknya tidak memaksa anak didik ntuk berhenti merokok. Sekolah hanya memotivasi dan para siswalah yang mempunyai kesadaran minta diterapi. Dalam waktu dua minggu, siswa SMK 2 yang sudah berhenti merokok mencapai 50an anak.
Baca juga :
-Wabub Dukung Gerakan Siswa Stop Merokok
-Pencarian Korban Difokuskan di Waduk Mrica
-Empat Jenazah Ditemukan di Bendungan Mrican
-SAR Temukan Potongan Badan Korban Longsor
-Lima Jenazah Korban Longsor Wonosobo Ditemukan
-Pencarian Korban Difokuskan di Waduk Mrica
-Empat Jenazah Ditemukan di Bendungan Mrican
-SAR Temukan Potongan Badan Korban Longsor
-Lima Jenazah Korban Longsor Wonosobo Ditemukan