WONOSOBO, suaramerdeka.com - Banyaknya potensi wisata di Kabupaten Wonosobo ternyata belum berdampak positif terhadap sektor industri kerajinan. Penjualan kerajinan dalam beberapa tahun terakhir mengalami kelesuan. Hal itu disebabkan minimnya pengembangan wisata yang dilakukan pemerintah. Bahkan beberapa perajin terpaksa gulung tikar dan beralih profesi menjadi buruh demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Adi Wibowo (26) warga Jaraksari, Wonosobo mengatakan, banyaknya jumlah perajin di Wonosobo sebenarnya bisa mendukung sektor wisata. Potensi kerajinan pun sangat beragam mulai dari topeng, manuik-manik, miniatur hingga kerajinan banbu. Saat ini perajin mengalami kemandegan karena terkendala pemasaran. Adapun kegiatan produksi yang dilakukan baru memenuhi pemesan saja itupun dalam skala terbatas.
Perajin patung itu menjelaskan, para perajin mayoritas belum menguasai teknik pemasaran sehingga belum mampu berproduksi dalam skala besar. Hal itu berdampak pada minimnya jumlah pendapatan yang diperoleh sehingga kebanyakan perajin berprofesi tidak hanya menjadi perajin melainkan memiliki pekerjaan sampingan. "Saat pasar lesu perajin tidak segan untuk beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan keluarga," tuturnya, Jumat (30/12).
Hal sama juga terjadi di sentra perajin mebel di Desa Bojasari, Kecamatan Kertek. Edy Dugiyanto, Sekdes Bojasari, Kecamatan Kertek mengatakan, industri mebel saat ini sedang lesu. Sebenarnya Wonosobo memliki SDM perajin yang luar biasa dan sanggup bersaing dengan perajin dari Yogyakarta dalam segi kualitas, tapi mereka terkendala pemasaran. Hal itu, kata dia, bisa diatasi dengan pengembangan sektor wisata. Pengembagan itu menyangkut sarana infrastruktur dan fasilitas tambahan wisata yang bisa memikat daya tarik wisatawan.
Setelah banyak wisatawan yang berkunjung, lanjut dia, maka sektor industri kerajinan bisa dipicu untuk mendukung atau melengkapi sektor wisata. "Selama ini, sektor kerajinan dan wisata masih terkesan jalan sendiri-sendiri. Kerajinan mebeler dan sangakar burung di Bojasari sampai saat ini jalan di tempat," ujarnya.
Rokhim (29), perajin kaligrafi mengatakan, harus ada langkah nyata dari semua pihak untuk mensejahterakan perajin. Menurut warga Desa Semayu, Kecamatan Selomerto itu, munculnya seniman muda berbakat selama ini tidak begitu betah tinggal di Wonosobo karena sulit mencari nafkah dan memilih pergi ke kota besar. "Untuk itu pemerintah harus membantu para perajin baik terkait penambahan ketrampilan, manajemen produksi dan pemasaran sehingga bisa mendatangkan keuntungan bagi perajin," tutur perajin perajin kaligrafi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca juga :
-Wonosobo : Industri Kerajinan Lesu
-Aniaya Warga, Petinju Nasional Ditangkap Polisi
-Dukung Gerakan Tanam 20 Juta Pohon, Pramuka Tanam 1.000 Pohon
-Bupati Harus Tegas Tindak Penambang Liar
-GSIB Sapuran Terbaik Se-Jawa Tengah
-Aniaya Warga, Petinju Nasional Ditangkap Polisi
-Dukung Gerakan Tanam 20 Juta Pohon, Pramuka Tanam 1.000 Pohon
-Bupati Harus Tegas Tindak Penambang Liar
-GSIB Sapuran Terbaik Se-Jawa Tengah