WONOSOBO, suaramerdeka.com - Petani padi organik mengalami kesulitan dalam menjual hasil pertaniannya. Akibatnya, minat petani untuk menanam padi organik pun turun. Hal itu diperparah dengan lemahnya pendampingan yang diberikan pemerintah, baik pada produksi maupun penjualannya.
Setidaknya hal itu dialami Sudaryatmo (45) warga Dusun Kuwukan, Desa Mangunsari, Kecamatan Kalikajar. Dari kelompok petani yang pernah dibentuk berjumlah 15 orang kini tinggal satu orang saja.
Sudaryatmo (45) mengatakan, selama proses tanam padi organik, petani tidak mendapat pendampingan dari pemerintah daerah secara maksimal. Dampaknya petani yang terbiasa tanam padi non organik akan mengalami penurunan jumlah produksi.
Penurunan tersebut disebabkan ketidak pahaman petani akan proses penyesuaian struktur tanah. "Panen pertama dan kedua hasil panen akan turun dibanding saat panen padi non organik. Hasil panen akan meningkat saat panen ke tiga dan seterusnya," tuturnya, Rabu (14/12).
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Ditambahkannya, ketika petani berhasil memproduksi padi organik, mereka masih dipusingkan untuk menjual hasil pertanian. "Beberapa pendamping sudah mencoba menawarkan beras organik itu ke sejumlah instansi, tetapi mereka hanya mau menerima beras organik dalam skala besar," ujarnya.
( Rinto Hariyadi / CN33 / JBSM )
-Petani Kesulitan Jual Padi Organik
-Posko Sindoro Siaga 24 Jam
-90.000 Bibit Kopi Arabica Ditanam di Lereng Sindoro
-Isu Letusan Sindoro, Harga Hewan Anjlok
-Status Waspada, Radius 2 Km Dikosongkan
-1.552 Calon Pekerja Ikut Bursa Kerja
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga : -Petani Kesulitan Jual Padi Organik
-Posko Sindoro Siaga 24 Jam
-90.000 Bibit Kopi Arabica Ditanam di Lereng Sindoro
-Isu Letusan Sindoro, Harga Hewan Anjlok
-Status Waspada, Radius 2 Km Dikosongkan
-1.552 Calon Pekerja Ikut Bursa Kerja